Rabu, 30 Desember 2015
Minggu, 15 November 2015
Sabtu, 24 Oktober 2015
Kamis, 08 Oktober 2015
pengertian keindahan seni
DAN
KERAJINAN
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa
yang dibina oleh Mohammad
Reyhan F, M.Pd
![g.jpg](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
KELOMPOK
4
Disusun oleh :
1.
Lailatul Kodriyah (14186206089)
2.
Galih Esti Windari (14186206090)
3.
Arif Eko Afandi (14186206091)
4.
Ariyanti Budi Puspitasari (14186206092)
5.
Hindri Handayani (14186206326)
Kelas
: 3C
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
PRODI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2015 /2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
selaku penulis kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmad dan hidayahnya sehingga makalah Pendidikan Seni Rupa tentang “Pengertian
Estetika dan Perkembangannya” ini dapat
diselesaikan. Solawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Serta kepada para sahabatnya dan kepada seluruh umatnya.
Di dalam penyusunan makalah ini
ternyata kami selaku penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan maupun
kekilafan dan juga bantuan dari guru pembimbing kami.Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen pendamping STKIP PGRI
Tulungagung serta Ibu dan Ayah kami
tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan bantuan material maupun
spiritual.
Penulis berharap bahwa makalah ini
dapat menjadi penunjang perkembangan ilmu dan ketrampilan kami sebagai
mahasiswa, sehingga kami dapat menjadi mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang
luas serta mampu berfikir kreatif, inovatif dan berguna bagi bangsa dan Negara.
Kami selaku
penulis menyadari bahwa makalah kami ini belum sempurna, untuk itu saran dan
kritik dari semua pihak yang sangat kami harapkan agar menjadi bekal pengetahuan kami untuk membuat makalah yang
lebih baik dimasa yang akan datang.
Tulungagung, 9 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………….…………………..…........….1
Kata
Pengantar…………………………………..…………………..….......…2
Daftar
Isi…………………………………………….………………….....…....3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang………………………………………………….…........4
1.2.
Rumusan Masalah…………………………………………………....…4
1.3.
Tujuan Penulisan …………………………………...……………….....4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Keindahan dalam Seni………………………………....…..5
2.2. Estetika Klasik Barat (seni adalah
Mimesis)…………………...…....…7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………….........….......................….12
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………..........……………13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seni
mempunyai usia yang lebih kurang sama dengan keberadaan manusia di muka bumi
ini. Dalam usia yang sangat tua, seni telah menjadi bagian dari sejarah
kehidupan budaya manusia di berbagai belahan bumi, dengan beraneka macam
bentuk dan jenis. Walaupun orang telah akrab dengan istilah 'seni', namun terkadang masih belum
jelas tentang 'apakah definisi seni itu'.
Definisi
seni yang sederhana dan sering dilontarkan oleh publik secara umum ialah segala
macam keindahan yang diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni
merupakan karya keindahan yang menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan
meliputi aspek kepuasan jasmani-rohani, yang muncul setelah terjadi respon
kepuasan dalam jiwa manusia, baik sebagai pencipta (kreator) ataupun penikmat
(apresiator).
Pembelajaran
teori seni rupa berfokus pada pembinaan aspek kognitif (pengetahuan)
kesenirupaan yang bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai
aspek dari seni rupa meliputi pengertian dan jenis-jenis karya seni rupa, teknis
penciptaan berbagai jenis karya seni rupa yang menyangkut pengetahuan tentang
bahan, alat dan prosedur kerja, aspek kesejarahan yang membahas mengenai
perkembangan seni rupa dari masa ke masa, faktor yang mempengaruhi, dan riwayat
hidup seniman. Tentunya, tingkatan pemahaman pengetahuan ini bersifat
berjenjang dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Sehingga
siswa lebih memahami tentang estetika seni dan perkembangannya.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian keindahan dalam seni?
2. Bagaimana estetika klasik barat?
1.3 Tujuan
pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertian keindahan dalam seni
2. Untuk mengetahui estetika klasik barat
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Keindahan dalam Seni
Keindahan (beauty) merupakan
pengertian seni yang telah diwariskan oleh bangsa Yunani dahulu. Plato
misalnya, menyebut tentang watak yang indah dan hukuman yang indah. Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan menyenangkan. Plotinus
menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Bangsa Yunani juga mengenal
kata keindahan dalam arti estetis yang disebutnya "symmetria" untuk
keindahan visual, dan harmonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran (auditif). Jadi pengertian keindahan secara luas meliputi keindahan
seni, alam, moral, dan intelektual.
Herbert Read dalam bukunya The
Meaning of Art merumuskan keindahan sebagai suatu kesatuan arti
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi
kita. Thomas Aquinas merumuskan keindahan sebagai suatu yang
menyenangkan bila dilihat. Kant secara eksplisit menitik beratkan estetika
kepada teori keindahan dan seni. Teori keindahan adalah dua hal yang dapat
dipelajari secara ilmiah maupun filsafati. Di samping estetika sebagai filsafat
dari keindahan, ada pendekatan ilmiah tentang keindahan. Yang pertama
menunjukkan identitas obyek artistik, yang kedua obyek
keindahan.
Ada dua teori tentang keindahan, yaitu
yang bersifat subyektif dan obyektif. Keindahan subyektif ialah keindahan
yang ada pada mata yang memandang. Keindahan obyektif menempatkan keindahan
pada benda yang dilihat.
Definisi keindahan tidak mesti sama
dengan definisi seni, atau berarti seni tidak selalu dibatasi oleh keindahan.
Menurut kaum empiris dari jaman Barok, permasalahan seni ditentukan oleh reaksi
pengamatan terhadap karya seni. Perhatian terletak pada penganalisisan terhadap
rasa seni, rasa indah, dan rasa keluhuran (keagungan). Reaksi atas
intelektualisme pada akhir abad ke-19 yang dipelopori oleh John Ruskin dan
William Moris adalah mengembalikan peranan seni (ingat kelahiran gerakan
Bauhaus yang terlibat pada perkembangan seni dan industri di Eropa). Dari
pandangan tersebut jelas bahwa permasalahan seni dapat diselidiki dari tiga
pendekatan yang berbeda tetapi yang saling mengisi. Di satu pihak menekankan
pada penganalisisan obyektif dari benda seni, di pihak lain pada upaya
subyektif pencipta dan upaya subyektif dari apresiator.
Bila mengingat kembali pandangan klasik
(Yunani) tentang hubungan seni dan keindahan, maka kedua pendapat ahli di bawah
ini sangat mendukung hubungan tersebut, Sortais menyatakan bahwa keindahan
ditentukan oleh keadaan sebagai sifat obyektif dari bentuk(l'esthetique est la
science du beau). Lipps berpendapat bahwa keindahan ditentukan oleh
keadaan perasaan subyetif atau pertimbangan selera (die kunst ist die
geflissenliche hervorbringung des schones).
Keindahan
dalam arti artistik disebut juga dengan keindahan seni yang merupakan
pengutaraan isi jiwa atau perasaan sang penciptanya. Isi jiwa manusia dapat
berbentuk rasa indah, rasa lucu (kosmis), rasa sedih (tragis) rasa gaib (magic)
dan sebagainya. Hasil karya seni mencerminkan isi jiwa sang penciptanya dan
mengungkapkan keindahan dalam arti artistik (seni).
Keindahan seni sendiri dapat disalurkan melalui lukisan,
lagu, karya sastra, patung dan masih banyak lagi mengenai penyaluran dari
keindahan seni ini. Kita juga dapat menciptakan sebuah keindahan seni melalui
lukisan tentang keindahan alam, lalu tarian yang gerakannya menunjukkan
keindahan dan lagu yang merupakan perasaan dan pikiran kita. Pada
dasarnya seni itu lahir dari curahan emosi seseorang yang berupaya
berkomunikasi dengan publlik seni, jadi apapun hasilnya, yang penting di
dalamnya terdapat proses berekspresi seni dan komunikasi emosi dengan
menggunakan media seni. Jika kita mempersoalkan keindahan, ada dua kategori
yang saling bertentangan. Yang satu bersifat subyektif, yang memandang bahwa
indah itu terletak pada diri yang melihat (beauty is in the eye of the
beholder). Sedangkan yang satu lagi bersifat obyektif, yang menempatkan
keindahan pada barang (benda/karya) seni yang kita lihat.
2.2 Estetika Klasik Barat : Seni adalah
Mimesis
Estetika
merupakan segala hal yang menyangkut keindahan yang ada pada penglihatan
seseorang. Pandangan itu sendiri dianggap sebagai sesuatu yang bersifat relatif
dan tidak bisa dipastikan sama. Tapi di dalamnya, terdapat dua nilai penting
yang perlu diketahui, yaitu :
1.
Nilai instrinsik, yaitu nilai yang
terkandung dari dalam suatu keindahan.
2.
Nilai ekstrinsik, yaitu nilai yang
terlihat dari luar.
Untuk nilai
instrinsik biasanya dapat dirasakan dan dimengerti dari dalam hati oleh
penikmat atau penerimanya, sedangkan nilai ekstrinsik dapat dilihat secara
langsung dan kasat mata. Misalnya pada pementasan tari, tampak gerakan lembut
yang ditunjukkan penari, hal itulah yang disebut dengan nilai ekstrinsik.
Sedangkan penghayatan gerak dalam pertunjukkan dari tersebut adalah nilai
instrinsik yang dapat diterima para audiens sehingga semua mata yang melihatnya
mengerti akan alur cerita dari pementasan tersebut. Itulah yang dimaksud dengan
estetika jika disangkut pautkan dengan dunia seni.
Dalam
perkembangan estetika klasik barat seni sering dibicarakan sebagai suatu hal
yang berhubungan dengan konsepsi rasionalitas. Konsep rasionalitas dalam
perkembangan seni ini bermula ketika digunakannya konsep yang terlihat oleh
mata dijadikan dasar dalam mengolah bentuk-bentuk seni (reproduksi alam).
Pandangan seni yang berusaha untuk menggambarkan alam sekitar dengan tertib ini
bermula di Yunani pada sekitar abad keenam sebelum masehi (bersamaan waktu
perpindahan kedua nenek moyang orang Indonesia dari Yunan Asia Tenggara). Seni
bagi orang Yunani pada masa itu adalah tiruan alam atau disebut “mimesis”.
Mimesis
merupakan salah satu wacana yang ditinggalkan Plato dan Aristoteles sejak masa
keemasan filsafat Yunani Kuno, hingga pada akhirnya Abrams memasukkannya
menjadi salah satu pendekatan utama untuk menganalisis seni selain pendekatan ekspresif,
pragmatik dan objektif. Mimesis merupakan ibu dari pendekatan sosiologi seni
yang darinya dilahirkan puluhan metode kritik seni yang lain. Mimesis berasal
bahasa Yunani yang berarti tiruan. Dalam hubungannya dengan kritik sastra
mimesis diartikan sebagai pendekatan sebuah pendekatan yang dalam mengkaji
karya sastra selalu berupaya untuk mengaitkan karya sastra dengan realitas atau
kenyataan.
Plato
menempatkan seni (yang sekarang dianggap sebagai suatu karya indah) sebagai
suatu produk imitasi (mimesis). Karya imitasi (seni) tersebut harus memiliki
keteraturan dan proporsi yang tepat. Aristoteles memandang estetika sebagai
"the poetics" yang terutama merupakan kontribusi terhadap teori
sastra daripada teori estetika. Sebenarnya secara prinsip Aristoteles dan Plato
berpandangan sama yaitu membuat konklusi bahwa seni merupakan proses produktif
meniru alam. Aristoteles juga mengembangkan teori "chatarsis" sebagai
suatu serangan kembali terhadap pendapat Plato. Chatarsis, dalam bentuk kata Indonesia
"katarsis" adalah penyucian emosi-emosi menakutkan, menyedihkan dan
lain-lain.
Patung
karya Pheidias, zaman Yunani Klasik. Estetika Klasik: Naturalisme
![https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSBfu-2Otag2J86sdKEStKW6FqGeVUZfJz8DDJ8bD6g8Oh2LrzV1g](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
![https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Athena_reconstruction.jpg/200px-Athena_reconstruction.jpg](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
![https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTcB0Ek_72ybudw9az6C2utM8kQjdcjEKswg4zQPyFmv0g5eVgN](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoISqFQECcN9nvdp4n62bHwDWIPurm5377op2hEVXAoY2icunMd2guDrhnLBBtxDcbSCmWvh9K4W0bMBBnZuXluH9V7j6iP8bRkxPbMr4c7gnksTumFSTib7T60199VbU4TvQm9a6-93So/s1600/New+Picture.jpg](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.jpg)
![https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRg2jQoYnIivnVCnBHdjoBdeuPX0kAiCbEoDNqDhtMPQp9lkTyJ](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.jpg)
Seniman tidak
mengimitasi realita maupun alam, tetapi merepresentasikan alam atau realita
itu. Menurut pandangan ini, mimesis adalah gambaran dari apa yang memungkinkan,
jadi hasil karya seni tersebut bisa juga menjadi tidak realistis. Aristoteles
menganggap tragedy Yunani sebagai puncak dari mimesis. Didalam tragedi Yunani, nasib
manusia sudah diatur. Berdasarkan cerita-cerita mitologi, intinya adalah bukan
untuk meniru realitas sehari-hari, tetapi untuk menggambarkan takdir manusia
sedemikian rupa sehingga pengamat itu bisa dikatakan tercerahkan (pemikirannya
dicuci). Aristoteles menyebut ‘penyucian’ ini sebagai “catharis”. Meskipun
Plato dan Aristoteles memiliki pendapat / konsep yang berbeda terhadap mimesis
dan memiliki pendapat yang berbeda atas evaluasi mereka terhadap tragedi
Yunani, mereka setuju bahwa tragedi Yunani adalah permasalahan dari imitasi.
Plato menganggap
Idea yang dimiliki manusia terhadap suatu hal merupakan sesuatu yang sempurna
dan tidak dapat berubah. Idea merupakan dunia ideal yang terdapat pada manusia.
Idea oleh manusia hanya dapat diketahui melalui rasio, tidak mungkin untuk dilihat
atau disentuh dengan panca indra. Idea bagi Plato adalah hal yang tetap atau
tidak dapat berubah. Plato sangat memandang rendah seniman. Berdasarkan
pandangan Plato, ia membuat perbandingan antara seniman dengan pengrajin.
Menurutnya pengrajin membuat suatu citra mental dari bentuk ideal &
menggunakannya sebagai modal untuk membuat suatu produk yang lebih spesifik,
yang bisa diindrai, nyata dan siap digunakan.
Plato kemudian
membuat 3 langkah dalam pembuatan karya, yaitu :
- Bentuk sempurna dari ranjang dibuat oleh Tuhan
- Ranjang tersebut dibuat oleh tikang kayu
- Lalu pelukis mengkopi gambar rajang tersebut.
Plato juga
mengkategorikan kegiatan pengrajin yang sekarang kita golongkan sebagai Fine
Art. Menurutnya yang menjadi titik tolak ukur dalam seni adalah antara seni
yang produktif dengan seni yang imitatif. Karena seni yang imitatif tidak
mengkontribusikan sesuatu untuk dunia, menurut Plato mereka tidaklah berguna.
Plato menyadari
sifat ilusinasi dari gambar, jadi Plato membedakan dua aspek penting dari
mimesis atau imitasi, yaitu :
- Seniman menciptakan gambar berdasarkan kenyataan yang bisa di indrai, yang nyata.
- Hasil karya seni tersebut tidaklah nyata. Berdasarkan sudut pandang ini, plato membedakan kembali antara pengrajin dengan seniman, antara seni yang produktif dangan seni yang imitatif. Ketika pengrajin membuat (produce) sesuatu, seniman hanya membuat gambar dan ilusi (phantasms) dan hal tersebut tidaklah nyata.
Dunia ide tidak
hanya ada untuk kesempurnaan, untuk realitas yang sebenarnya, tetapi juga untuk
kebenaran, yang menurut Plato adalah tolak ukur dari keindahan. Dengan kata
lain yang benar itulah yang indah. Keindahan yang tertinggi tidak akan
ditemukan di jasmani ataupun rohani, tetapi murni dari bentuk atau ide. Karya
seni tidak lebih dari sebuah imitasi dari imiartasi lainnya, atau tiruan dari
tiruan, dan seniman itu sendiri tidak lebih dari seorang imitator dari imitasi dan derajatnya lebih rendah daripada
pengrajin.
Kelebihan dari teori imitasi: teori
ini bisa digunakan untuk menilai karya yang realistik, yaitu karya seni yang
mirip, atau sesuai dengan kenyataan yang kita indrai.
Kekurangan teori imitasi :
- Latar belakang subjek (seniman) dianggap tidak berpengaruh terhadap karyanya.
- Kemiripan antara karya dengan realitas tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena realitas itu sendiri dilihat dari perspektif yang berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keindahan
disebut juga dengan keindahan seni merupakan pengutaraan isi jiwa atau perasaan
sang penciptanya. Isi jiwa manusia dapat berbentuk rasa indah, rasa lucu
(kosmis), rasa sedih (tragis), rasa gaib (magic), dan sebagainya.
Perkembangan
estetika klasik barat seni berhubungan dengan konsepsi rasionalitas atau
disebut MIMESIS dalam bahasa Yunani.
DAFTAR PUSTAKA
1.
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
,2014, http://www. duniapelajar.com/2014/07/19/pengertian-estetika-menurut-para-ahli/, diakses tanggal 7 Oktober 2015
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
,2014, http://www. duniapelajar.com/2014/07/19/pengertian-estetika-menurut-para-ahli/, diakses tanggal 7 Oktober 2015
2.
,2013,
http://dkv.binus.ac.id/2013/05/15/theory-and-critique-platos-mimesis-theory/, diakses
tanggal 7 Oktober 2015
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
3.
,2015,
http://psrpgsdstkippgritulungsgung.blogspot.co.id/2015/09/pendidikan-seni-rupa-dan-kerajinan-pgsd.html?m=1
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
Finger painting-kolase
DAN KERAJINAN
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik yang dibina oleh Mohammad Reyhan F, M.Pd
![g.jpg](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
KELOMPOK 4
Disusun oleh :
1.
Lailatul
Kodriyah (14186206089)
2.
Galih Esti
Windari (14186206090)
3.
Arif Eko Afandi (14186206091)
4.
Ariyanti Budi
Puspitasari (14186206092)
5.
Hindri
Handayani ( 14186206326)
Kelas : 3C
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
PRODI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2015 /2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
selaku penulis kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmad dan hidayahnya sehingga makalah Pendidikan Seni Rupa tentang “Berkarya
Seni Rupa Dwimatra” ini dapat diselesaikan. Solawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Serta kepada para sahabatnya dan kepada
seluruh umatnya.
Di dalam penyusunan makalah ini
ternyata kami selaku penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan maupun
kekilafan dan juga bantuan dari guru pembimbing kami.Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen pendamping STKIP PGRI
Tulungagung serta Ibu dan Ayah kami
tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan bantuan material maupun
spiritual.
Penulis berharap bahwa makalah ini
dapat menjadi penunjang perkembangan ilmu dan ketrampilan kami sebagai
mahasiswa, sehingga kami dapat menjadi mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang
luas serta mampu berfikir kreatif, inovatif dan berguna bagi bangsa dan Negara.
Kami selaku
penulis menyadari bahwa makalah kami ini belum sempurna, untuk itu saran dan
kritik dari semua pihak yang sangat kami harapkan agar menjadi bekal pengetahuan kami untuk membuat makalah yang
lebih baik dimasa yang akan datang.
Tulungagung, Oktober
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul…………………………………………………………….….….....1
Kata
Pengantar…………………………………………………………..………....2
Daftar
Isi……………………………………………………………………….……3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang……………………………………………………….……….4
1.2.
Rumusan Masalah…………………………………………………….………5
1.3.
Tujuan Penulisan……………………………………………………….…......5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Finger
Painting……………………..……………………….….......................6
2.2. Kolase………………………………………………………….................…..9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………………...……….12
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….…13
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pendidikan seni mempunyai kontribusi
terhadap pengembangan individu antara membantu pengembangan mental, emosional,
kreativitas, estetika, sosial, dan fisik. Aspek kreativitas mempunyai peranan
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Apalagi di masa pembangunan ini,
orang yang berdaya kreatif sangat dibutuhkan guna mengembangkan ide-ide yang
konstruktif yang akan membantu pemerintah dan masyarakat dalam memajukan
kehidupan dan berkebudayaan.
Pembinaan kreativitas manusia sebaiknya
dilakukan sejak anak-anak. Kondisi lingkungan yang kreatif dan tersedianya
kesempatan melakukan berbagai kegiatan kreatif bagi anak-anak akan sangat
membantu dalam mengembangkan budaya kreativitasnya. Perlu dingat bahwa dunia
anak-anak merupakan awal perkembangan kreativitasnya. Ruang lingkup bahan
pengajaran Pendidikan Seni Rupa bagi anak-anak TK dan SD meliputi kegiatan
berkarya dua dimensional dan tiga dimensional. Kegiatan menggambar, mencetak,
menempel, dan kegiatan berkarya seni rupa dua dimensional lainnya yang
menyenangkan anak dengan media dan cara-cara yang sederhana dapat dikembangkan
dalam kegiatan belajar-mengajar dalam berkarya melalui finger painting dan
kolase. Finger painting dan kolase adalah salah satu teknik untuk membuat karya kerajinan dalam seni rupa dwimatra (dua
dimensi) dengan berbagai media dan cara-cara yang menyenangkan bagi anak
sehingga akan membantu pengembangan kreativitasnya.
.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud finger painting ?
2.
Apa saja macam macam finger painting ?
3.
Apa saja bahan
bahan yang diperlukan dalam pembuatan
finger painting ?
4.
Bagaimana
prosedur pembuatan finger painting ?
5.
Apa yang dimaksud kolase?
6.
Apa saja manfaat kolase ?
7.
Apa saja bahan
bahan yang diperlukan dalam pembuatan
kolase?
8.
Bagaimana
prosedur pembuatan kolase?
1.3 TUJUAN
1.
Menjelaskan pengertian finger painting
2.
Menjelaskan macam macam finger painting
3.
Menjelaskan bahan bahan yang diperlukan
dalam pembuatan finger painting
4.
Menjelaskan prosedur pembuatan finger
painting
5.
Menjelaskan pengertian kolase
6.
Menjelaskan manfaat kolase
7.
Menjelaskan bahan bahan yang diperlukan
dalam pembuatan kolase
8.
Menjelaskan prosedur pembuatan kolase
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
FINGER PAINTING
Finger Painting berasal dari bahasa Ingris, Finger artinya jari sedangkan
Painting artinya melukis. Jadi finger painting adalah melukis dengan jari.
Menurut Gazali Solahudin ( 2008), Finger painting adalah teknik melukis dengan
mengoleskan kanji pada kertas atau karton dengan jari atau telapak tangan.dalam aktifitas ini dapat digunakan
berbagai media dan warna, dapat menggunakan tepung kanji, adonan kue, pasir dan
sebagainya. Aktifitas ini penting dilakukan sebab akan memberikan sensasi pada
jari sehingga dapat merasakan control jarinya dan membentuk konsep gerak
membuat huruf.
Menurut Wtarsono ( 2009), Finger Painting adalah melukis dengan
jari, melatih pengembangan imajinasi, memperhalus kemampuan motorik halus, dan
mengasah bakat seni, khususnya seni rupa. Dalam aktifitas Finger Painting ini
dapat digunakan berbagai media dan warna, dapat menggunakan tepung kanji,
adonan kue, pasi dan sebagainya. Menurut LIM Imandala (2007 : 11) Aktifitas ini
penting dilakukan sebab akan memberikan sensasi pada jari sehingga dapat
merasakan kontrol gerakan jarinya dan membentuk konsep gerak membuat huruf. Untuk
melatih koordinasi tangan dan matanya, selain kesempatan berlatih menggambar,
anda juga dapat melatih si kecil melalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti
Finger Painting atau menulis dengan jari diatas karton.
Jari jemari anak menggoreskan cairan warna-warni di atas selembar
kertas. Goresan jari- jemari mungil itu akhirnya menghasilkan sebuah karya
lukisan abstrakyang penuh warna. Bahan yang digunakan ini adalah tepung kanji
yang dicampur dengan pewarna. Kegiatan ini merupakan salah satu metode yang
bermanfaat untuk merangsang atau menstimulan motorik anak.
Macam-macam Finger painting
Finger Painting adalah teknik
melukis dengan mengoleskan kanji pada kertas atau karton dengan jari atau dengan
telapak tangan. Macam-macam Finger painting menurut Mery Ann ‘ Brandt ( 2002)
yaitu
a) Gelombang
dan goyangan
Buat gerakan,
gelombang, goyangan jari dan jempol serta beberapa tanda lainnya dengan
menggunakan bagian-bagian tangan yang lainnya.
b) Desain
simertis
Lukis pada setengah
kertas kemudian lipat kertas tersebut dengan
Tangan,buka kertas tersebut kembali dan akan menimbulkan ciplakan yang
Mirip dengan lukisan yang telah digambar pada kertas sebelumnya.
Tangan,buka kertas tersebut kembali dan akan menimbulkan ciplakan yang
Mirip dengan lukisan yang telah digambar pada kertas sebelumnya.
c) jaringan
atau susunan
Gunakan sisir atau
kuas fleksible, busa, tongkat dan kain karton pada permukaan jari yang akan
dilukis.
d) Pengsketan
atau penyusunan
Bahan
yang diperlukan:
·
kertas gambar,
·
hvs, atau sejenisnya,
·
bubur terigu,
·
pewarna,
·
kertas koran
bekas, dll.
Prosedur pengerjaan:
(a) Letakkan kertas gambar atau sejenisnya
di atas alas koran.
(b) Selanjutnya
letakkan bubur terigu di atas kertas gambar tersebut secukupnya. (Bubur terigu
dibuat dari 2 bagian tepung terigu dicampur 5 bagian air, diaduk rata,
selanjutnya dipanaskan di atas api sampai "matang").
(c) Campurkan
pewarna pada bubur yang diletakkan pada kertas, kemudian aduk hingga rata.
(d) Mulailah
menggambar dengan jari-jari tangan dengan cara menekan menarik, mendorong,
menyeret, bubur berwarna pada kertas tadi.
Gambar
1.1 Karya
Finger Painting
![https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRf3qwnu4OleTNdGewJMP8Tm7tY2WKFxYL4znDoZIynoeJ18B4N](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
![https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSWcf35hy-8_yO5fGVtN-llf3Aq0JMWlIOrMZO9t_dmS7wKnKYl](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.jpg)
2.2 KOLASE
Kolase
(collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel
potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain atau
rancangan tertentu. (Kamus Modern Art, A Collins- Larousse Concise
Encyclopedia). Semua kegiatan merupakan
‘perakitan’ braneka bahan dasar menjadi sebuah karya seni. Misalnya,
merakit dan merekatkan kertas, kayu, metal, barang barang bekas, bahkan sampah
ke dalam media dinding. Begitu pula, semua media lukisan yand ditambahi dan
ditempeli asesoris berbagai bentuk benda sesuai aslinya.
Kolase dan Seni Rupa
Kendati seni
kolase berlawanan dengan seni lukis, pahat, atau cetak dan seni kriya lainnya,
yakni berupa karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal
material yang dipakai seni lukis, misalnya, dari kanvas putih menjadi lukisan
yang berwarna warni.
Dalam seni
kolase, bentuk asli dari material yang digunakan harus tetap terlihat, jadi
kalau menggunakan kerang kerangan atau potong potongan foto, benda bekas,
material tersebut harus masih dapat di kenali bentuk aslinya walau sudah
dirakit menjadi satu kesatuan. Karya kolase digemari oleh Pablo Picasso,
Georges Braque, Max Ernst, dan Henri Mattise.
Kolase baik untuk anak anak
Seni kolase
diperkenalkan kepada anak anak sekolah TK dan SD melalui aktivitas menghias
hiasan dinding dengan biji bijian atau ptongan perca,. Kolase kaya akan unsure
pendidikan komplet bagi perkembangan otak anak, diantaranya bermain dan
berkreasi, belajar mengenal bentuk geometris dan warna, melatih kemampuan motorik
halus dan lain lain.
Selain itu, manfaat kolase dapat dirasakan sekali untuk
1.
Membantu
kemampuan berbahasa dengan jalan anak bisa menjelaskan makna di balik hasil
karyanya kepada guru/ orang tua
2.
Melatih
kepekaan estetis
3.
Berempati pada
barang barang yang sudah tidak dipakai lagi.
Bahan
dan alat yang diperlukan:
·
kertas gambar,
·
kertas warna,
·
kertas limbah,
·
bahan alam,
·
potongan kain,
·
lem, pinsil,
·
Gunting dan/ cutter.
Prosedur pengerjaan:
1.
Buatlah
rancangan/gambar yang akan diselesaikan dengan kolase pada kertas gambar yang
disediakan.
2.
Jiplakkan
bentuk/gambar pada warna sesuai pilihan. Warna yang digunakan dapat diambil
dari kertas warna, potongan kain, limbah percetakan, limbah alam (daun, kulit
pohon dan sebagainya)
3.
Potong/gunting
secermat mungkin warna yang telah dipilih.
4.
Tempelkan
bentuk/gambar tersebut menggunakan lem pada tempat yang sudah dirancang tadi .
Gambar 1.2. Karya Kolase
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.jpg)
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.jpg)
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Finger Painting berasal
dari bahasa Ingris, Finger artinya jari sedangkan Painting artinya melukis.
Jadi Finger painting adalah teknik melukis dengan mengoleskan pewarna
menggunakan jari tangan ke atas media gambar.
Kolase
(collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel
potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain atau
rancangan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Setiawan,Yudi. 2014.Materi
olah raga sekolah.blogspot.com/2014/10/pengertian-tehnik-kolase-menempel pada
–seni-rupa.html/, diakses tanggal 7 Oktober 2015
2.
Sullisetyawati,
Sri.2011.”Finger Painting”. http://srisullisetyawati,wordpress.com/2014/03/25/finger-painting/,diakses tanggal 7 Oktober 2015
3.
,2015,
http://psrpgsdstkippgritulungsgung.blogspot.co.id/2015/09/pendidikan-seni-rupa-dan-kerajinan-pgsd.html?m=1
![](file:///C:\DOCUME~1\KOMPUT~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.gif)
Langganan:
Postingan (Atom)